Mengapa Harus Bercerai

709 views

Peluang Usaha Tes STIFIn

Mengapa Harus Bercerai

Mengapa Harus Bercerai

Perceraian memang pahit. Pada sebagian pasangan menjadi seperti tidak bisa dihindari. Statistik perceraian semakin meningkat dari tahun ke tahun. Apa sebenarnya yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Mengapa harus bercerai ?

Pakem yang sudah diketahui bersama adalah orang baik untuk orang baik, orang jahat untuk orang jahat. Jadi perjodohan itu pada dasarnya harus sekufu (selevel). Ketikdaksekufuan akan menyebabkan terjadi perceraian. Meski sekufu pun bisa saja terjadi perceraian. Yaitu di kalangan yang tidak kuat memegang amanah kemuliaan pernikahan. Dan ini seharusnya tidak terjadi pada kalangan yang kuat memegang amanah pernikahan. Pasangan-pasangan shaleh faktanya lebih sedikit mengalami perceraian.

Baca juga : Agar tidak berderai air mata, karena salah memilih suami

Alasan Mengapa Harus Bercerai ?

Apakah wajar jika angka perceraian tinggi?

Generasi berikutnya yang lebih banyak terpapar broken home tentu saja akan berbeda dengan generasi dari keluarga shaleh. Limpahan kasih sayang orang tua akan menyebabkan anak-anak akan tumbuh menjadi sehat mental. Sebaliknya generasi broken home akan berpeluang menghasilkan kelainan mental.

Ini akan menimbulkan bom waktu biaya sosial yang tinggi. Termasuk ledakan jumlah single-mom yang semakin banyak. Padahal bahayanya para single-mom yang disebabkan perceraian (bukan yang ditinggal mati suaminya) akan menjadi lebih sulit karena telah kehilangan pintu surga. Keberadaan suami menjadi pintu surga bagi para istri. Maka hindarilah bercerai. Kepada semuanya akan merugikan.

Baca Juga : Menjadi suri-rumah ketika sudah menikah

Urusan Kasur Sebab Perceraian

Hasil temuan lapangan dari para pegiat STIFIn persoalan terbesar yang menjadi sebab perceraian adalah ‘urusan kasur’ yang gak beres. Merembet ke komunikasi dan pembagian tugas. Semua itu akan lebih mudah dipetakan menggunakan konsep score of spouse, score of love, score of sex, dan score-score lainnya dalam skema STIFIn. Dengan demikian sebab gap vertikal (perbedaan kufu) dan horisontal (perbedaan genetik) dapat dipetakan dengan baik untuk bisa menurunkan angka pasangan yang bercerai ■ 080618

Farid Poniman
Penemu STIFIn

Sekolah STIFIn Banner Promo

You may also like

Leave a Comment

error: Maaf Share Aja Ya, Jangan Di Copas
Ingin Jadi Psikolog Join Aja Promotor STIFIn