STIFIn Brain Official
Cabang STIFIn No. 2 Terbaik
STIFIn Brain Official
Cabang STIFIn No. 2 Terbaik
Ternyata tidak selalu mudah mendapatkan kebahagiaan. Apalagi sudah pasang mimpi tinggi. Berharap sang suami menjadi seperti Rasul. Yang didapat jauh panggang dari api. Tidak dibelai, tidak dirayu, tidak didengar, tidak diperhatikan, tidak diberi waktu, bahkan terkadang dilepeh. Komunikasi hanya searah. Padahal sudah terlanjur cinta. Sudah dibegitukan sama suami, masih tetap cinta. Akhirnya yang bisa dilakukan hanya berderai air mata.
Kata ibunya, “makan tuh cinta…lagian kenapa gak cari suami yang bener…?!”. Bener juga kata ibunya…kenapa gak cari suami yang lain. Dan saran itupun dilakukan. Cerai dan nikah lagi.
Baca Juga : Memilih profesi sebagai Surirumah “permaisuri rumah”
Berhasil mendapatkan suami baru tapi berderai air mata lagi. Kali ini suaminya perhatian banget, nurutin semua kemauannya, kecuali pemenuhan nafkah. Gagal memberi nafkah lahir dan batin. Ternyata kalau dibandingkan masih enak dengan suami sebelumnya. Tidak perhatian tapi keperluan minimal nafkah lahir batin terpenuhi. Yang suami sekarang cinta banget, tapi sayanya malah tidak cinta. Minta cerai lagi dan ingin cari suami lagi, salah memilih suami lagi.
Mencari yang bisa memenuhi keduanya, gabungan kebaikan dari kedua suami. Setahun dicari belum dapat. Sudah lima tahun masih belum dapat juga. Dan akhirnya terpaksa memilih suami yang justru tidak memiliki keduanya. Tidak bisa memberikan nafkah lahir batin yang minimal sekalipun dan kasar tidak memberi perhatian. Lebih banyak lagi berderai airmata karena salah memilih suami untuk ketiga kalinya.
Baca Juga : Tanda rumah tangga berkah dan neraka
Kesadaran terlambat datang. Deraian airmata yang pertama dan kedua sesungguhnya telah menyesatkannya. Mimpinya yang tinggi telah menyesatkannya. Justru hal ini membuat airmatanya berderai lebih besar lagi. Karena memang akhirnya disadari letak kesalahannya adalah tidak bersyukur dengan apa yang telah diberiNya. Karena sesungguhnya keadilannya disitu. Wanita baik untuk lelaki baik. Kalau mau suami shaleh, dirinya harus menjadi shalehah.
Jangan salah menderaikan airmata karena salah memilih suami. Kesadaran yang terlambat datang tidak bisa mengembalikan waktu kita. Istri di akhirat, mau surga atau neraka, bersama dengan suami terakhir. Dalam memilih suami, carilah suami yang pintu surganya lebih besar ■ 040518
Farid Poniman
Penemu STIFIn