Mengatasi Masalah komunikasi Thinking

Mengatasi Masalah komunikasi Thinking

Di dalam buku “i know you” sudah tertulis bahwa orang Thinking akan ada problem dengan komunikasi dan berbicara, lalu bagaimana cara mengatasi masalah komunikasi Thinking? Bahkan bisa jadi dalam konteks menerima ilmu pun dia lebih senang bahasa yang visual melewati mata dibandingkan dengan bahasa auditori yang melewati telinga.

Karena orang Thinking kelemahannya ada di telinganya dan antara kecepatan mendengar dengan kecepatan membaca, pikiran itu lebih mudah nyambung dengan kecepatan membaca. Maka bagi orang Thinking membaca itu adalah jalur cepat untuk menjerat informasi.

Maka dia akan lebih memilih membaca daripada mendengar, secara otomatis seperti itu dan itu yang pertama.

Kemudian yang kedua pada saat dia ingin menyampaikan, pikirannya itu sudah bertemu dengan apa yang ingin disampaikan tapi belum tentu lidahnya itu sesuai dengan otaknya karena otot-otot atau saraf-saraf motorik orang Thinking di bibirnya itu tidak sebanyak orang Feeling.

Sehingga kemudian perkataan akan menjadi terbatas. Tapi sumber awal perkataan terbatas itu datangnya dari pikiran, apakah ini perlu? Apakah ini ada manfaatnya? Bahkan hanya sekedar untuk menjawab orang lain yang mengirim salam kemudian untuk mengirim salam kembali atau berterima kasih saja itupun ditimbang.

Pikirannya berjalan terus, nah karena pikirannya berjalan terus itulah mengapa sering kali akhirnya komunikasinya tidak spontan. Jadi jika dia sudah berbicara maka itu berarti hasil bicara yang telah dipikirkannya, dan secara umum orang Thinking seperti itu.

Versi Vidionya : Mengatasi Masalah komunikasi Thinking

 

Leave a Reply