Istri Berkarir Mandiri Tidak Bergantung Suami

Godaan Istri Berkarir Mandiri

Godaan istri berkarir adalah menahan ucapan “Tidak Tergantung Setoran Suami”. Ucapan ini menunjukan kalau sang istri sangat ingin mandiri, niatnya tak ingin merepotkan suami, jadi jika bisa punya penghasilan sendiri, tidak lagi meminta pada suaminya, tidak lagi berharap setoran dari suaminya. Padahal tugas suami yang mencari nafkah, otomatis sudah seharusnya memberikan nafkah “setoran” kepada istrinya.

Menurut opini saya pribadi. Ucapan ini secara Tauhid bermakna, “Tidak Lagi Bergantung Pada Allah”. Mengapa ? Karena suami rezekinya bergantung pada Allah. Suami ketika ijab kabul menikahi istrinya, itu sekaligus sebagai ijab kabul pindahnya pintu rezeki si wanita yang tadinya melewati pintu ayahnya, berpindah melewati perantara pintu suaminya.

Baca Juga : Menggabungkan Rezeki Suami dan Istri

Mengikatkan Rezeki Pada Tali Allah

Suami harus mengikat kuat rezekinya Pada “Tali Allah” dengan ikhtiar menjemput rezeki. Sedangkan istri rezekinya mengikat kuat pada suami. Suami menjemput rezeki, Allah berikan untuk dirinya dan keluarganya (istri, dan anaknya) – Ini janjiNya Allah. Istri menjemput rezeki, tidak ada janji Allah untuk sang istri “kalau dia ikhtiar akan tercukupi rezeki keluarganya (suami, anaknya)”

Jika suami “Mengikat” diartikan bergantung pada Tali Allah. Istri yang tidak bergantung pada suami, berarti sedang melepaskan ikatan kuatnya pada suami. Otomatis istri mengikat kuat pada dirinya sendiri. Pada kemampuannya sendiri, disini istri sedang memilih jalan Ikhtiari, tidak memilih Jalan Hidayah, jalan penuh Keberkahan. Dia sedang berikhtiar rezeki untuk dirinya sendiri, seolah-olah dia merasa untuk keluarganya, tapi yang dia dapatkan sebatas hanya akan cukup untuk dirinya sendiri.

Lelah Berkarir Tanpa Hasil

Itulah mengapa, istri berkarir model beginian akan lelah bekerja, karena hasilnya cukup hanya untuk dirinya. Sebab Allah tidak ada buat ketentuan “Istri yang mencari nafkah, akan dicukupkan untuk keluarganya”. Ketentuan itu hanya berlaku pada suami. “Suami yang mencari nafkah akan dicukupkan untuk keluarganya”. Jadi kalau tidak ada syarat dan ketentuan dariNya, maka sudah pasti tidak akan cukup untuk keluarganya. Bahkan apa yang sudah di dapatkan pun bisa hilang, karena hilangnya keberkahan di keluarga. Melewati, anaknya yang sakit berulang-ulang karena kehilangan bounding dengan ibunya. Pakaian yang musti di beli berganti-ganti karena istri berkarir butuh penampilan yang baik. Gaya hidup yang berbeda, kebutuhan sosial yang berbeda karena istri harus aktif di karirnya.

Baca Juga : Salah memilih suami, mengapa harus bercerai ?

Level Rezeki Istri Berkarir

Ketika istri melepaskan ikatannya pada suami. Maka istri hanya mendapatkan bagian rezeki pada level pertama dari 3 level rezeki (level rezeki menurut ustadz adi hidayat) yaitu rezekinya orang yang berikhtiar saja. Bukan rezeki orang yang beriman dan bukan pula rezekinya orang yang beramal sholeh.

Ketika istri melepas ikatan pada suami, indikator sederhana bahwa istri tidak yakin pada ikhtiar suaminya, menjadi indikator istri tidak percaya pada janji Allah “bahwa rezeki untuknya sudah di titipkan dan akan dicukupkan Allah lewat ikhtiar suaminya”.

Amal Sholeh Terbaik Istri

Amal sholeh terbaik istri, adalah patuh pada suaminya. Dengan patuh saja pada suami, sudah menjadi jalan kemudahan rezeki untuk suaminya, yang otomatis untuk istri dan anaknya. Ketika istri beramal sholeh melalui kepatuhan terhadap suami, maka pintu rezeki level ke 3 bisa Allah turunkan melalui suaminya. Inilah yang di sebut memilih jalan hidayah, memilih jalan keberkahan.

Istri Berkarir Membuka Cabang Rezeki

Yuuk.. Di ganti kata katanya menjadi membuka cabang rezeki baru atas izin suami. Agar amal sholeh yang niat awalnya istri baik, benar benar menjadi kebaikan dan menjadi jalan keberkahan bagi keluarga. Karena segala sesuatu itu dinilai dari niatnya, dari ijab kabulnya. Hanya dengan “bermodal” ijab kabul, aktifitas yang tadinya Haram dilakukan, menjadi halal ketika seorang pria sudah menyatakan ijab kabul dalam pernikahan.

Istri Berkarir Luruskan Niat

Godaan istri berkarir adalah merasa menjadi lebih hebat dari suaminya. Agar hal ini tidak terjadi. Maka dimulailah dari merubah niatnya. Kalau istri-istri mau berkarir, ijab kabulnya, niatnya “membuka cabang rezeki baru atas izin dan ridho suami”. Pastikan suami benar-benar ridho, bukan karena terpaksa ridho.

By Solver Ferri Azwar – Solver monetisasi
STIFInspirator – Monetisasi Genetik

 

 

Leave a Reply