Ibu Rumah Tangga Yang Kembali Bekerja

Ibu rumah tangga yang kembali bekerja

Sebut saja nama saya Dahlia, saya seorang ibu yang baru saja membuat keputusan besar dalam hidup saya. Awalnya saya merasa sangat stress menjalani keseharian saya sebagai ibu rumah tangga. Jujur saja, dulu sebelum menikah saya sempat bekerja kemudian setelah menikah saya menjalani hari sebagai ibu rumah tangga. Mungkin peran sebagai ibu rumah tangga lebih dapat saya nikmati seandainya saya tidak banyak berkonflik dengan anak sulung saya.

Setiap saya gagal mengarahkan perilaku balita saya seperti apa yang sayang harapkan, semakin muncul perasaan gagal menjadi seorang ibu. Semakin tidak sesuai rumah tangga yang saya jalani dengan apa yang saya harapkan, entah kenapa saya semakin merasa bahwa diri saya tidak berharga. Dan pada akhirnya saya semakin sulit mengelola emosi saya, terutama saat berhadapan dengan anak sulung saya.

Entahlah kadang saya merasa bahwa ia adalah cerminan diri saya, tetapi saya tidak mengerti bagaimana saya harus menghadapinya. Saya tumbuh dalam lingkungan keluarga yang keras, ayah yang pemarah, ibu yang pemarah. Hal ini membuat saya terkadang sulit menahan amarah melihat perilaku anak saya yang sangat keras dan gigih. Kami sama-sama keras.

Baca Juga : 

Memilih Untuk Bekerja

Sesekali saya mengintip perkembangan karir teman-teman saya yang telah mencapai “sesuatu”. Terkadang hal ini mengunggah kenangan masa lalu saya, saat saya berada di dunia kerja. Tadinya saya berharap saya dapat mencapai “sesuatu” dalam rumah tangga saya. Tetapi melihat sampai hari ini saya masih bingung mengarahkan perilaku anak sulung saya, saya semakin merasa tidak berharga. Saya merasa tidak mencapai apa-apa. Tidak dalam karir, tidak dalam finansial, tidak juga dalam keluarga.

Keputusan besar yang berat untuk kembali bekerja akhirnya saya pilih. Pilihan berat ini saya pilih diawali karena kondisi ekonomi keluarga besar saya, yang sangat membutuhkan bantuan saya. Ibu saya seorang janda. Saya tidak ingin merepotkan suami saya lagi yang selama ini sudah sangat baik kepada keluarga saya. Ada keinginan saya juga untuk berkontribusi membantu keluarga suami karena selama ini keuangan suami baru hanya bisa mendukung kebutuhan keluarga kami.

Memperbaiki Hubungan Dengan Anak

Tapi jujur, sebenernya saya ingin memperbaiki kondisi saya dan hubungan saya dengan anak saya. Saya ingin meminimalisir konflik yang terjadi antara saya dengannya. Saya berharap dengan saya memiliki aktifitas lain, saya bisa mengumpulkan energi saya, membuat saya lebih merasa berharga, dan membuat saya lebih menghargai diri saya. Sehingga saya tidak mudah stress ketika menghadapi anak saya. Jujur, dengan bekerja saya juga ingin mengangkat harga diri ibu saya yang sering dicemooh oleh keluarga. Mereka sering menyudutkan keputusan saya sebagai ibu rumah tangga, padahal saya sudah disekolahkan tinggi-tinggi. Sesuatu yang tidak mudah untuk seorang janda seperti ibu saya.

Kini, saat saya bekerja, anak-anak dijaga oleh neneknya. Ketika saya pulang mereka sangat manis dan tampak merindukan saya. Jujur hal ini membuat saya merasa bahwa ternyata saya begitu berharga dimata mereka. Saya tidak tau tentang hari esok, saya juga tidak tau seberapa lama saya dapat bertahan di dunia kerja. Tapi saya ingin memperbaiki keadaan rumah tangga saya. Apa yang harus saya lakukan kedepannya untuk anak-anak saya?

Bismillahirrahmanirrahim
Dear Ibu Dahlia yang dirahmati Allah

Saya sangat mengerti perasaan ibu, saya bisa memahami kegalauan ibu, saya juga mengerti posisi ibu saat ini. Sebagai sesama wanita, kita sangat berharap memiliki eksistensi di muka bumi. Kita sangat berharap dapat melakukan sesuatu yang bermakna bagi dunia sehingga kita merasa bahwa hidup kita berharga dan berarti.

Meski sayangnya seringkali kita terjebak dalam makna eksistensi. Kita sering mengira bahwa pekerjaan sederhana yang berulang kita lakukan sebagai ibu rumah tangga, tidak memiliki dampak yang nyata. Padahal semua eksistensi sehebat apapun di muka bumi ini selalu berawal dari ekistensi seorang ibu. Seandainya kita tidak memiliki peran lain diluar itu, maka eksistensi seorang ibu sudah sangat istimewa. Ialah awal dari semua eksistensi di muka bumi. Bahkan tidak semua wanita berkesempatan memilikinya.

Standart Sukses Ibu Rumah Tangga

Ibu Dahlia yang dirahmati Allah
Sering kali kita merasa tidak berhasil menjalankan peran sebagai seorang ibu, karena standar sukses yang kita tempatkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Tetapi kita sering melupakan sukses-sukses sederhana yang kita lakukan hampir setiap saat selama kita menyandang status seorang ibu. Bahkan kita lupa bahwa ada darah dan air susu kita yang mengalir dalam tubuh mereka yang tidak bisa diwakili oleh eksistensi apapun di muka bumi ini.

Seringkali kondisi ini semakin buruk saat orang-orang disekitar kita tidak menghargai sukses-sukses sederhana yang telah kita raih. Bila hanya ada satu manusia yang paling berhak kita hargai maka itu adalah diri kita sendiri. Namun percayalah Allah tidak akan terlewat menghargai jerih payah kita.

Ibu Dan Anak Mesin Kecerdasan Intuiting

Ibu Dahlia yang dirahmati Allah
Dari hasil Test Personality Genetik STIFIn yang kita lakukan, saya semakin memahami cara berfikir ibu dalam masalah ini. Ibu adalah seorang Intuiting introvert, sementara ananda adalah seorang Intuiting ekstrovert. Gagasan, ide, inovasi, karya adalah hal yang sangat berarti bagi kehidupan seorang manusia dengan mesin kecerdasan Intuiting.

Hal yang paling indah dalam hidup seorang intuiting adalah ketika karya-karya mereka dapat diterima dan bermanfaat bagi orang lain. Harapan terbesar dalam hidup seorang Intuiting adalah ketika mimpi-mimpi besar mereka tercapai karena proses penemuan, pencipaan dan terobosan mereka memberi dampak besar pada masyarakat. Seberapapun lelah dan harta yang diinfakkan akan terbayar dengan rasa kepuasaan akan keberterimaan itu.

Penyebab Stress Menjalani Peran Ibu Rumah Tangga

Oleh karena itu, stess akan lebih mudah dilanda oleh seorang Intuiting introvert ketika ia tidak menemukan program dimana ia bisa menginkubasi penemuan dan karya ciptanya. Untuk itulah para ibu yang memiliki mesin kecerdasan Intuiting lebih rentan merasa stress bahkan depresi ketika hanya menjalani peran sebagai ibu rumah tangga, tanpa kegiatan tambahan yang bisa menyalurkan minat bakat dan sarana aktualisasi dirinya. Hampir semua ibu mungkin merasa seperti itu, tetapi untuk seorang Intuiting hal ini terasa lebih mendalam dampaknya.

Seorang Intuiting introvert adalah heroik kesempurnaan, ia adalah pencari mutu terbaik, dan jika melaksanakan sesuatu ia adalah pelaksana berkelas. Maka ia selalu berusaha sempurna, dan sering berharap kesempurnaan. Ia memiliki standar yang tinggi dalam melaksanakan kehidupan. Ia juga sangat kuat dalam berpendirian. Disinilah konflik mulai terjadi.

Saat kesempurnaan itu dituangkan dan diharapkan lahir dari rumah tangga dalam wujud anak-anak yang sesuai dengan ketinggian standar seorang Intuiting introvert. Konflik semakin menegang ketika ibu bertemu dengan anak ibu, sang Intuiting ektrovert. Sang inovator yang selalu menemukan jalan alternative. Sang pemecah masalah yang selalu banyak inspirasi. Sang pematok standar yang sangat kreatif. Sang perangkai dan perakit yang selalu mencari terobosan baru.

Konflik & Solusi

Konflik semakin menebal ketika ibu memasang standar ibu, sementara ananda memiliki sejuta alternatif untuk melakukan sesuatu sesuai selera dan caranya. Ibu menjadi merasa bahwa ia sulit diatur padahal ia hanya ingin melakukan sesuatu dengan cara lain, dengan jalan lain. Dengan cara dan jalannya.

Dengan mengetahui personality genetic ini maka pola hubungan terbaik adalah memberikan ruang kebebasan bagi ananda untuk memilih cara dalam mencapai sesuatu yang sama-sama kita sepakati. Sementara tugas ibu hanya menstimulus ananda. Insya Allah potensi diri ananda yang akan menggerakkan dirinya mencapai sesuatu yang ibu harapkan. Saya percaya ananda baik, dan baik-baik saja. Hanya saja ia masih berusia balita dengan kekhasan kepribadian yang melekat dalam dirinya. Kondisi ibulah yang sebenarnya memicu emosi ibu.

Temukan Jati Diri

Tentang kembali bekerja, apa yang telah terjadi hari ini adalah bagian dari takdir ibu. Saya hanya berdoa kepada Allah agar ibu selalu dalam keberkahan dan perlindungan dari Allah. Sebagai seorang sahabat saya berharap ibu pegang teguh niat bekerja karena Allah. Selama kita menjaga niat bekerja betul-betul karena Allah dan menjaga adab di dunia kerja untuk selalu berada di jalan Allah. Maka Allah pula yang akan menyelesaikan masalah-masalah kita. Sekarang optimalkan saja sarana untuk mengumpulkan kembali energi ibu, menemukan kembali jati diri ibu, meningkatkan kebermanfaatan diri ibu. Semoga dengan kebahagiaan ibu akan peran ibu yang baru akan memberikan dampak positif bagi perkembangan anak-anak terutama karena adanya perbaikan performa ibu saat menghadapi anak-anak.

Menjadi Manager Pendidikan

Bekerja atau tidak bekerja kita tetap manager pendidikan bagi anak-anak. Ibu bisa menyiapkan program-program pembelajaran untuk anak dan menitipkan pada nenek yang mengasuh dirumah. Ibu yang merancang, ibu yang membelikan, namun nenek yang lebih sabar sebagai pelaksananya. Optimalkan waktu pulang kerumah sebagai sarana pendidikan dan membangun kelengketan dengan ananda.

Andai kita berjumpa sebelum ibu memutuskan untuk bekerja mungkin saya akan merekomendasikan terlebih dahulu beberapa alternatif sarana aktualisasi diri ibu dengan rumah sebagai basis utamanya. Untuk saat ini, mainkan saja semua peran kita sebaik mungkin. Bila kesemua peran ini berharmoni dengan baik bahkan melahirkan keberkahan yang lebih banyak, alhamdulillah. Namun bila suatu hari ibu merasa keseimbangan ibu kurang terjaga, maka kembalilah ke pangkuan keluarga. Semoga saat itu keadaan ibu sudah lebih baik dari hari ini.

Kolaborasi Sesama Intuiting

Percayalah, kolaborasi Intuiting introvert dan Intuiting ektrovert akan menjadi kolaborasi yang sangat indah andai kita mengetahui pesona kita masing-masing. Saat Intuiting introvert menerbangkan ide langitnya, Intuiting ektrovert mendaratkanya ke bumi untuk menjadi lebih bermakna. Saat Intuiting introvert menciptakan karya, Intuting ektrovert akan memberi inovasi agar karya murni dapat menjelma menjadi bisnis yang luar biasa untuk mengkapitalisasi asetnya.

Temukan bintang terang ibu, dari rumah ibu. Bersama bintang-bintang dalam rumah, jadilah keluarga yang menerangi. Bawalah seluruh keluarga bersama mimpi ibu, dan wujudkan mimpi bersama. Meroket bersama sampai ke surga

Salam sayang,
Sahabatmu Kiki Barkiah

Cuplikan Kisah Berhikmah Dari Rumah
By Kiki Barkiah

Leave a Reply