STIFIn Brain Official
Cabang STIFIn No. 2 Terbaik
STIFIn Brain Official
Cabang STIFIn No. 2 Terbaik
Bagaimana bentuk kerjasama suami istri itu ?. Sangatlah beruntung jika suami mendapati istri yang bersedia menjadi surirumah. Dan mempercayakan urusan kasab (mencari nafkah) 100% kepada suaminya.
Dengan penyatuan akun istri kepada suami, maka sekarang suami sudah membawa dua pintu rezeki. Peluang mencari nafkah menjadi dua kali lipat. Bahkan bukan hanya pelipatgandaan rezeki juga ketenangan batin karena semua urusan rumah sudah tuntas ditangani istri sebagai surirumah nya.
Baca Juga : Postur pasutri berdasarkan STIFIn
Kerjasama suami istri tipe komplementasi seperti itu lebih berpeluang menciptakan samara.
Bandingkan dengan kerjasama suami istri subtitusi, suami dan istri saling mandiri.
Terlihat seperti lebih prospektif. Ada dua mesin uang yang bekerja. Seperti lebih simpel. Namun sesungguhnya ini malah menimbulkan banyak kerumitan demi kerumitan :
Apalagi jika penghasilan istri lebih besar dari suami. Otomatis dalam rumah tangga tersebut mulai hadir variabel baru yang bernama harga diri. Perkara kecil bisa menjadi besar karena ditakar pakai kacamata harga diri.
Baca juga : Tanda rumah tangga berkah
Sementara dalam keluarga komplementasi persoalan harga diri ini cenderung tidak ada. Karena suami menjadi qawwam (pemimpin) bagi istri. Singkatnya, pada rumah tangga subtitusi akan lebih sulit menghadirkan sinergi bersama. Kekuatan yang dipersatukan sehingga 1+1 akan lebih dari 3 ini tidak terjadi. Keindahan keluarga komplementasi karena secara otomatis suami akan naik kaliber (maqam)-nya. Memegang amanah yang besar terhadap istri dan anak-anaknya. Tambah anak tambah besar tanggung jawabnya. Tapi secara otomatis akan bertambah pula pintu rezekinya.
Ukuran mudahnya jika suami naik kaliber adalah : ia punya kesadaran yang besar bahwa tambahan penghasilannya sesungguhnya demi istri dan anak-anaknya.
Dan konsep pasutri samara itu sesungguhnya jika istri menikmati rezeki lebih banyak dari suami. Dan suami berlapang dada dengan kebahagiaan istri yang lebih besar.
Karena yang disebut rezeki itu bukan uang di tangan melainkan uang yang menjadi makanan, pakaian, perhiasan, dan sumber kebahagiaan lainnya. Sementara suaminya hidup sederhana. Meski pegang uang banyak, namun tetap memberi ruang belanja yang lebih banyak untuk istri dan anak-anaknya. Itulah ciri suami bijak ■ 200518
Farid Poniman
Penemu STIFIn