Pengkotakan Potensi Genetik
Hampir sebagian orang di dunia merasa gak nyaman ketika di kotak2an. Padahal pengkotak kotakan bila diambil dari sudut pandang positif itu bisa menjadi sebuah modal potensi untuk menjadi lebih baik. Terlepas apakah dia merupakan potensi secara fitrah genetik (Gender, STIFIn, Kapasitas Hardware, Gol Darah) atau yang terbentuk karena lingkungan dan menggunakan pendekatan Psikometrik dalam mengetahuinya (DISC, Personality Plus, MBTI, Talent Mapping, Shio Kaya, dsb).
Sekali lagi semua itu adalah potensi fitrah yang telah Allah berikan pada setiap manusia. Bahkan bisa jadi respon respon kita sendiri dalam kehidupan bisa ketakar dari sudut pandang genetika karakternya.
Baca Juga : Pengkotakan Potensi Karakter
Lalu apakah seseorang bisa sukses dengan tidak menggunakan potensi fitrahnya? Jawaban saya bisa. Karena saya meyakini setiap kita terlahir sebagai seorang pemenang. Kita hanya perlu menemukan algoritma kesuksesannya. Dan yang terpenting kita bersungguh sungguh mengeluarkan daya dan upaya untuk menggapai kesuksesan kita.
Peran Potensi Fitrah Dari Allah
Lalu dimana letak peran potensi yang sudah Allah berikan tadi jika demikian? Disinilah Pengkotakan Potensi Fitrah tersebut berperan mempermudah dan mengakselerasi kesuksesan. Karena ia tahu dimana letak potensinya dan dengan siapa ia harus bersinergi. Sehingga kita tidak menghabiskan banyak waktu dalam jalur algoritma orang lain. Meskipun untuk sisi kelemahan yang memang kita juga miliki secara fitrah kita tetap bisa latih seperlunya.
Lalu apakah salah jika saya tidak menggunakan potensi yang sudah Allah berikan?
Terkait ini sekali lagi adalah hak setiap kita sebagai individu. Apakah kita ingin gunakan atau tidak gunakan. Karena sejatinya setiap potensi fitrah tadi adalah modal yang bisa kita gunakan untuk mengakselerasi kesuksesan kita selain itu juga merupakan bentuk syukur pada Allah atas karunia fitrah yang diberikan. Jika tidak digunakan… kita mungkin tetap akan sukses tapi sekali lagi kita perlu mencari terlebih dahulu algoritma kesuksesannya dan mungkin jalannya cukup panjang.
Pilihannya sekali lagi tetap pada kita. Bagaimana bisa kita menafikan potensi fitrah yang telah Allah berikan (baca: pengkotak kotakan) sedangkan pas sakit kita mempercayakan dokter untuk memeriksa kita, bukan insinyur teknik. Atau saat kita memerlukan kerja-kerja kasar kita lebih membutuhkan laki-laki dibandingkan perempuan.
Pengkotakan Potensi adalah fitrah apapun jenis pendekatan yang kita lakukan
Wallahu ‘alam bishawab. Semoga bermanfaat.
SolverAgung – Genetikolog