Insting Cenderung Generalis

Insting Cenderung Generalis

Pertanyaan :

Orang insting itu cenderung generalis sedangkan yang kita tahu bahwa kebanyakan orang-orang sukses itu adalah spesialis. Apakah insting memang takdirnya demikian atau bisa diubah agar tidak menjadi semacam every person atau orang yang rata-rata sehingga tidak excellent?

Jawaban :

Orang Insting dengan generalisnya akan bisa menjadi orang yang istimewa nantinya, bahkan bisa menjadi orang yang hebat. Tapi di mana rutenya? Dimana lorongnya? Dimana koridornya? Orang Insting itu harus manjat melewati jalur sebagai orang kedua.

Sebagai orang Insting jangan berkompetisi dengan teman-teman yang lain untuk menjadi orang nomor 1, biarlah dulu menjadi orang kedua di level bawah, kemudian nanti menjadi orang kedua lagi di level atas, nanti menjadi orang kedua lagi di level atasnya dan seterusnya sampai yang paling atas hingga tidak ada lagi.

Kecuali, jika dia sudah menjadi orang kedua dan akhirnya mau tidak mau tidak ada lagi jenjang karir baginya kecuali menjadi orang nomor satu. Kita pakai contoh JK atau Jusuf Kala saja, kurang apa bagusnya dia sebagai wakil presiden? Dari satu periode ke periode yang lain.

Tapi begitu dia ingin naik, dia ingin menjadi orang yang nomor satu maka dia akan tetap dianggap memiliki kharisma yang kalah dengan kharismanya MK yang lain. Yang terakhir dia sudah kalah dengan SBY yang orang Feeling. Jadi orang Insting itu potongannya memang bukan potongan orang yang nomor satu, dia adalah potongan orang yang nomor dua.

Maka manjatlah anda melewati jalur orang nomor dua dan tetaplah menggunakan generalis nya anda.

Versi Vidionya : Orang Insting Cenderung Generalis

 

Leave a Reply